Wednesday, August 28, 2013

Belajar dari Jokowi-Ahok: Wacana, Rencana, Keberanian, dan Usaha


Sejak pemilihan Gubernur Prov. DKI Jakarta, warga Jakarta selalu disuguhi berita-berita mengenai Jokowi-Ahok oleh media. Dari hal yang penting, sampai yang tidak penting, selalu menarik untuk dibuat menjadi artikel oleh media. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh mereka sehingga bisa membuat heboh?



Menurut saya, mereka memiliki sebuah hal yang jarang dimiliki pemimpin-pemimpin lainnya di Indonesia. yaitu usaha ekstra. Permasalahan utama di Jakarta tidak jauh-jauh dari kemacetan dan banjir. Dari sejak zaman kepemimpinan pemimpin sebelum-sebelumnya, hal itu pun yang terus disorot. Namun apa hasilnya? Nothing. Mengapa bisa seperti itu? Ya karena pemimpin sebelumnya hanya mengetahui masalah, bukan berusaha menyelesaikannya. Kita juga tidak boleh menutup mata dengan apa yang "sudah" dibuat oleh para pemimpin sebelumnya, misalnya wacana monorel dan wacana MRT. Dengan metode blusukan-nya Jokowi, beliau bisa memahami kondisi yang ada di masyarakat, masyarakat pun tentunya merasa senang karena secara langsung dikunjungi dan bisa berdialog langsung dengan pemimpinnya. Dengan kerendahan hati Jokowi blusukan tanpa pengawalan yang ketat pun semakin membuat jatuh hati warga Jakarta. Ide-ide fresh pun akhirnya muncul dari situ.

Belum genap 1 tahun kepemimpinan saja, hasil kerja mereka berdua bisa terlihat. Contohnya:

  • Selama ini pemimpin mana yang berani menyentuh daerah Tanah Abang yang terkenal dengan premannya. Dalam waktu yang menurut saya cukup singkat, Jokowi-Ahok bisa membenahinya.
  • Waduk-waduk yang ada di Jakarta pun mulai melakukan fungsi yang seharusnya setelah diurus oleh Pemprov DKI, demikian juga kali Ciliwung dan Pintu Air Manggarai.
  • Setelah wacana dari zaman Sutiyoso (bener ga ya?), akhirnya dengan keberanian, Jokowi-Ahok mulai merealisasikan wacana MRT, bahkan juga dengan wacana Monorel.
Memang benar, untuk menanggulangi  masalah di Jakarta yang itu-itu saja, sebenarnya "cukup" dibutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian dan usaha ekstra, sehingga bisa merealisasikan wacana dan rencananya.
Beruntung, di awal kepemimpinannya, Jokohok diberikan pelajaran lewat banjir besar. Beruntung, masyarakat Jakarta sudah cerdas dalam memilih pemimpin.

Melihat Jokowi-Ahok, maka saya sendiri sangat mendapatkan pelajaran bahwa:
Wacana dan rencana itu hanya bisa menjadi nyata apabila kita berani mengambil keputusan dan juga memiliki usaha ekstra untuk merealisasikannya.
Ibaratnya kalau dalam persamaan matematika:
Wacana x Usaha = Nyata
Sebesar apapun wacana yang kita buat, apabila usaha kita 0. Maka kenyataan/hasilnya adalah 0.
Begitu pun sebaliknya, usaha yang besar tanpa wacana (rencana), hanyalah menghasilkan hasil yang kurang memuaskan.

No comments:

Post a Comment